Digital Marketing . Senin, 21 April 2025 11:21 WIB . By

Crisis Management: Saat Brand Kamu Kepleset di Depan Umum

Kamu bisa punya logo kece, tagline yang catchy, bahkan campaign yang viral. Tapi sekali brand kamu kepleset, entah karena salah ucap, salah caption, atau salah pilih endorser, netizen +62 bisa berubah dari fans jadi komentator SmackDown dalam hitungan detik. Inilah kenapa kamu butuh crisis management. Bukan cuma buat “damage control”, tapi biar brand kamu nggak tenggelam dalam lautan cancel culture.

Apa Itu Crisis Management?

Crisis management adalah seni bertahan hidup... secara reputasi. Ini tentang bagaimana kamu sebagai brand menghadapi situasi tak terduga yang berpotensi merusak citra, dan tentu saja, sales. Mulai dari produk yang tiba-tiba viral karena kenapa rasanya kayak odol?, sampai CEO yang salah post di jam ngantuk.

Tanda-tanda Kamu Butuh Crisis Management (Segera!)

  • Notifikasi HP meledak karena mention netizen marah

  • “Open BO” trending, padahal yang kamu maksud “Open Brand Opportunity”

  • Influencer yang kamu sponsor malah ngomong, “Saya sih nggak bakal pakai produknya sendiri…”

Kalau ini sudah terjadi, jangan panik. Tapi juga, jangan buka Instagram Story sambil nyetir untuk klarifikasi. Ada cara yang lebih waras.

Langkah-langkah Crisis Management ala Dome

1. Tarik Napas, Jangan Baper

Langkah pertama: jangan bawa perasaan. Brand bukan anak kamu, jadi kalau ada yang kritik, itu bukan personal. Evaluasi dulu, apakah memang ada yang salah? Kalau iya, terima. Kalau nggak, jangan buru-buru ngeles.

2. Respon Cepat, Tapi Nggak Gegabah

Ini bukan lomba 17-an. Jangan buru-buru klarifikasi pakai catatan di Notes yang di-screenshot. Pastikan kamu paham masalahnya dulu sebelum buka suara. Karena kadang, yang bikin netizen makin marah itu bukan masalah awalnya tapi cara kamu menanggapi.

3. Tunjukkan Empati (Tanpa Drama)

Kalau ada pihak yang dirugikan, minta maaf. Tulus. Tanpa nambahin, “Tapi sebenarnya kami nggak salah sih…” itu kayak minta maaf sambil ngupil. Ngga classy.

4. Ajak Tim PR atau Brand Consultant (Kayak Dome, misalnya )

Kadang, kamu butuh pihak luar yang lebih objektif dan nggak panik duluan. Tim seperti Dome bisa bantu kamu memilah mana yang krusial, mana yang cukup ditangani dengan story lucu. Kita bantu bangun narasi yang ngademin, bukan makin nyulut api.

5. Evaluasi Internal: Biar Nggak Kepleset Dua Kali

Setelah badai lewat, jangan langsung ngopi santai. Cek SOP, komunikasi tim, sampai siapa yang punya akses ke akun medsos brand (dan apakah mereka suka update jam 3 pagi). Belajar dari krisis itu jauh lebih murah daripada kena boikot.

Penutup: Cancel Boleh, Comeback Harus

Semua brand pasti punya masa sulit. Tapi yang bikin beda adalah bagaimana kamu bangkit setelahnya. Crisis management bukan tentang bikin semua orang suka kamu lagi, tapi gimana kamu tetap relevan, bertanggung jawab, dan belajar jadi lebih baik.

Kalau kamu ngerasa brand kamu butuh support buat handle drama ala sinetron ini, tim Dome siap bantu. Kita bukan cuma jago bikin brand kamu kelihatan keren, tapi juga tahan banting.

Krisis boleh datang, tapi jangan sampai jadi akhir cerita.